Rabu, 23 April 2014

TBC (Tuberculosa)



Okay gan, berikut adalah artikel yang saya buat ketika mengikuti Lomba Penulisan Artikel Kesehatan Remaja Tingkat Provinsi Jambi, selamat membaca dan semoga bermanfaat.

TBC (Tuberculosa)
By : Aditya Dwiansyah

Kita seringkali kurang perhatian akan kondisi tubuh sendiri. Ini dapat terlihat dari perilaku hidup kita sehari – hari. Mulai dari sering telat makan, jarang mengkonsumsi buah, sayuran dan asupan makanan lain yang dibutuhkan oleh tubuh untuk bermetabolisme dan  menghasilkan energy yang nantinya berguna untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Dari hal – hal yang sebenarnya seperti itu, tak disangka akan memicu timbulnya penyakit TBC (Tuberkulosa).

Pengertian
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia. TBC dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin, namun penyakit ini biasanya menyerang usia usia 15-35 tahun dan paling umum terjadi pada anak-anak dan penderita HIV. Resiko penyakit TBC meningkat terutama bagi mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi atau yang tinggal satu rumah dengan orang yang telah terjangkit  TBC. Lingkungan yang lembab dan tidak memiliki ventilasi yang baik juga salah satu penyebab bagi seseorang terjangkit TBC.
Ternyata, TBC sudah ada sejak zaman kuno. Terbukti dengan ditemukannya penyakit tersebut di dalam bangkai bison yang berasal dari sekira 17.000 tahun lalu. Namun, tidak ada kepastian apakah TBC berasal dari sapi (bovin), yang kemudian ditularkan ke manusia, atau apakah TBC tersebut bercabang dari nenek moyang yang sama.
Penularan TBC dapat lewat udara. TBC dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini. 27 dari 1.000 penduduk terancam meninggal dunia akibat terkena penyakit TBC. Seperti yang dilaporkan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang dihimpun sepanjang 2011 mengenai Tuberkulosis (TBC) di Indonesia.

Gejala penyakit
Gejala – gejala seseorang terjangkit TBC antara lain : akan mengalami demam pada malam hari yang tidak terlalu tinggi tapi berlangsung lama dan disertai tubuh berkeringat, influenza yang bersifat hilang timbul. penurunan nafsu makan dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan tidak enak (malaise), dan badan lemah.
"Paling mudah untuk mengetahui seseorang terkena tuberkulosis jika dia berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas. Walaupun tidak bisa langsung ditetapkan tuberkulosis karena harus didiagnosis, tapi itu salah satu pertanda. Jika anda lemas, batuk tak berhenti, nyeri pada dada, dan keringat pada malam hari, langsung segera periksa," tambah dr. Arifin Nawas Sp(P), salah seorang tenaga ahli klinis tuberkulosis di RSUP Persahabatan.
TBC dapat menyerang paru - paru, ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti, usus, ginjal, kandungan, tulang, dan otak. Namun, TBC paling sering menyerang paru – paru, dikarenakan bakteri singgah pertamakali di saluran pernapasan. Infeksi TBC yang paling sering, yaitu pada paru, sering kali muncul tanpa gejala apa pun yang khas, misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga sering diabaikan oleh penderita. Padahal, penderita TBC paru dapat dengan mudah menularkan kuman TBC ke orang lain. Kondisi tersebut akan berlangsung sampai munculgejala-gejala yang khas.
Gejala TBC

Penanganan
Tapi, tak sedikit pula orang yang langsung memeriksakan kondisinya. Sehingga gejala TBC dengan cepat diobati sebelum menjadi parah. Kondisi ini memerlukan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter. Jika pengobatan TBC tidak tuntas,  maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada bakteri TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan memerlukan waktu yang cukup lama (jangka panjang). Hal ini dapat dihindari dengan melakukan pengobatan TBC sampai tuntas dari awal.
Pengobatan jangka panjang tentunya memerlukan banyak obat tentunya, yang di mana pasti akan menimbulkan efek samping. Efek samping yang biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri perut, penglihatan/pendengaran terganggu, demam tinggi, muntah, gatal-gatal dan pada kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas, sampai mata/kulit kuning.
Oleh karena itu, pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya harus diatur dokter untuk mencegah efek samping yang lebih berbahaya.

Penyakit TBC dapat dicegah dengan cara: mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif, menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang sehat, dan berolahraga, memberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat). Vaksin ini secara rutin diberikan pada semua balita.
    Perlu diingat, bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan sudah sembuh, dapat kembali terkena penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan menjaga kesehatan tubuhnya.

Sejak tahun 2011, satu-satunya vaksin yang tersedia adalah Bacillus Calmette–GuĂ©rin (BCG). Walaupun BCG efektif melawan penyakit yang menyebar pada masa kanak-kanak.
Pengobatan TB menggunakan antibiotik untuk membunuh bakterinya. Pengobatan TB yang efektif ternyata sulit karena struktur dan komposisi kimia dinding sel mikobakteri yang tidak biasa. Dinding sel menahan obat masuk sehingga menyebabkan antibiotik tidak efektif. Dua jenis antibiotik yang umum digunakan adalah isoniazid danrifampicin, dan pengobatan dapat berlangsung berbulan-bulan. 
Penyakit TBC aktif sebaiknya diobati dengan kombinasi beberapa antibiotik untuk menurunkan resiko berkembangnya bakteri yang resisten terhadap antibiotic. Pasien dengan infeksi laten juga diobati untuk mencegah munculnya TBC aktif di kehidupan selanjutnya. WHO merekomendasikan directly observed therapy atau terapi pengawasan langsung, dimana seorang pengawas kesehatan mengawasi penderita meminum obatnya. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah penderita yang tidak meminum obat antibiotiknya dengan benar. Metode yang paling efektif ialah  metode dengan cara mengingatkan penderita bahwa pengobatan itu penting.
Rekomendasi tahun 2010 untuk pengobatan kasus baru tuberkulosis paru adalah kombinasi antibiotik selama enam bulan. Rifampicin, isoniazid, pyrazinamide, dan ethambutol untuk dua bulan pertama, dan hanya rifampicin dan isoniazid untuk empat bulan selanjutnya.
Karena BCG masih terdapat kekurangan, maka munculah obat tradisional TBC dari Ace Maxs, karena Ace Maxs berasal dari 100% bahan alami, yakni perpaduan kulit manggis dan daun sirsak sebagai bahan utamanya. Sehingga tidak mengakibatkan efek samping.
Cara pencegahan TBC dengan tujuan untuk melindungi diri dan orang lain bisa dengan melakukan beberapa tips dibdwah sebagi berikut : disarankan agar tetep tinggal di rumah. Jangan pergi kerja, sekolah ataupun tidur sama orang lain selama beberapa minggupada pengobatan pertama untuk TBC aktif, ventilasi rumah perlu diketahui Bahwa kuman TBC lebih mudah menyebar dalam ruang tertutup dimana udaran tidak bergerak. usahakan sirkulasi udara pada ruangan harus berjalan normal, utup mulut dengan menggunakan masker, apabila ingin meludah hendaknya dilakukan pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun), imunisasi BCG di berikan pada bayi berumur 3-14 bulan, menghindari udara dingin, mengusahakan sinar matahari masuk dan udara segar masuk secukupnya kedalam tempat tidur, menjemur kasur, bantal dan tempat tidur lainnya terutama pagi hari, semua barang yang digunakan oleh si penderita harus terpisah dengn orang lain begitu pula sat barang tersebut akan dicuci atau di bersihkan, perbanyaklah mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat yang tinggi dan akan perotein yang tingi.

Simpulan
            Bahwa kita harus memperhatikan  kondisi kebugaran tubuh sendiri. Agar memperkecil peluang penyakit TBC menyerang kita. Dari hal – hal yang sepele, seperti sering telat makan, jarang mengkonsumsi buah, sayuran dan asupan makanan lain tak disangka akan memicu timbulnya penyakit TBC (Tuberkulosa).
            BCG dan Ace Maxs adalah contoh obat untuk penyakit TBC. Namun, yang paling efektif dan tidak mengakibatkan efek samping ialah Ace Maxs. Karena Ace Maxs terbuat dari 100% bahan alami, yakni perpaduan kulit manggis dan daun sirsak sebagai bahan utamanya.

Saran
Pencegahan TBC beberapa tips di bawah sebagi berikut : disarankan agar tetep tinggal di rumah. Jangan pergi kerja, sekolah ataupun tidur sama orang lain selama beberapa minggupada pengobatan pertama untuk TBC aktif, ventilasi rumah perlu diketahui Bahwa kuman TBC lebih mudah menyebar dalam ruang tertutup dimana udaran tidak bergerak. usahakan sirkulasi udara pada ruangan harus berjalan normal, utup mulut dengan menggunakan masker, apabila ingin meludah hendaknya dilakukan pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun), imunisasi BCG di berikan pada bayi berumur 3-14 bulan, menghindari udara dingin, mengusahakan sinar matahari masuk dan udara segar masuk secukupnya kedalam tempat tidur, menjemur kasur, bantal dan tempat tidur lainnya terutama pagi hari, semua barang yang digunakan oleh si penderita harus terpisah dengn orang lain begitu pula sat barang tersebut akan dicuci atau di bersihkan, perbanyaklah mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat yang tinggi dan akan perotein yang tingi.
 Jangan sepelekan batuk, karna batuk bersifat "S-M-K"> Sepele tapi langsung Masuk Kuburan. 
TERIMA KASIH. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar