Okay gan, berikut adalah artikel yang
saya buat ketika mengikuti Lomba Penulisan Artikel Kesehatan Remaja Tingkat Provinsi
Jambi, selamat membaca dan semoga bermanfaat.
TBC (Tuberculosa)
By
: Aditya Dwiansyah
Kita
seringkali kurang perhatian akan kondisi tubuh sendiri. Ini dapat terlihat dari
perilaku hidup kita sehari – hari. Mulai dari sering telat makan, jarang
mengkonsumsi buah, sayuran dan asupan makanan lain yang dibutuhkan oleh tubuh
untuk bermetabolisme dan menghasilkan
energy yang nantinya berguna untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Dari hal
– hal yang sebenarnya seperti itu, tak disangka akan memicu timbulnya penyakit
TBC (Tuberkulosa).
Pengertian
Tuberkulosis
(TBC) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh
bakteri. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%)
dibandingkan bagian lain tubuh manusia. TBC dapat menyerang siapa saja tanpa
memandang usia dan jenis kelamin, namun penyakit ini biasanya menyerang usia
usia 15-35 tahun dan paling umum terjadi pada anak-anak dan penderita HIV. Resiko
penyakit TBC meningkat terutama bagi mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi
atau yang tinggal satu rumah dengan orang yang telah terjangkit TBC. Lingkungan yang lembab dan tidak memiliki
ventilasi yang baik juga salah satu penyebab bagi seseorang terjangkit TBC.
Ternyata,
TBC sudah ada sejak zaman kuno. Terbukti dengan ditemukannya penyakit tersebut
di dalam bangkai bison yang berasal dari sekira 17.000 tahun lalu. Namun, tidak
ada kepastian apakah TBC berasal dari sapi (bovin),
yang kemudian ditularkan ke manusia, atau apakah TBC tersebut bercabang dari
nenek moyang yang sama.
Penularan
TBC dapat lewat udara. TBC dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah
satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini. 27
dari 1.000 penduduk terancam meninggal dunia akibat terkena penyakit TBC. Seperti
yang dilaporkan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang dihimpun sepanjang 2011 mengenai Tuberkulosis
(TBC) di Indonesia.
Gejala
penyakit
Gejala
– gejala seseorang terjangkit TBC antara lain : akan mengalami demam pada malam
hari yang tidak terlalu tinggi tapi berlangsung lama dan disertai tubuh
berkeringat, influenza yang bersifat hilang timbul. penurunan nafsu makan dan
berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah), perasaan tidak enak (malaise),
dan badan lemah.
"Paling
mudah untuk mengetahui seseorang terkena tuberkulosis jika dia berkeringat pada
malam hari tanpa penyebab yang jelas. Walaupun tidak bisa langsung ditetapkan
tuberkulosis karena harus didiagnosis, tapi itu salah satu pertanda. Jika anda
lemas, batuk tak berhenti, nyeri pada dada, dan keringat pada malam hari,
langsung segera periksa," tambah dr. Arifin Nawas Sp(P), salah seorang
tenaga ahli klinis tuberkulosis di RSUP Persahabatan.
TBC
dapat menyerang paru - paru, ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti, usus,
ginjal, kandungan, tulang, dan otak. Namun, TBC paling sering menyerang paru –
paru, dikarenakan bakteri singgah pertamakali di saluran pernapasan. Infeksi
TBC yang paling sering, yaitu pada paru, sering kali muncul tanpa gejala apa
pun yang khas, misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga sering diabaikan oleh
penderita. Padahal, penderita TBC paru dapat dengan mudah menularkan kuman TBC
ke orang lain. Kondisi tersebut akan berlangsung sampai munculgejala-gejala
yang khas.
Penanganan
Tapi,
tak sedikit pula orang yang langsung memeriksakan kondisinya. Sehingga gejala
TBC dengan cepat diobati sebelum menjadi parah. Kondisi ini memerlukan kedisiplinan
dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total.
Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang
sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter. Jika
pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini
dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan
untuk TBC tidak mempan pada bakteri TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati
dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan memerlukan waktu yang cukup lama
(jangka panjang). Hal ini dapat dihindari dengan melakukan pengobatan TBC
sampai tuntas dari awal.
Pengobatan
jangka panjang tentunya memerlukan banyak obat tentunya, yang di mana pasti
akan menimbulkan efek samping. Efek samping yang biasanya terjadi pada
pengobatan TBC adalah nyeri perut, penglihatan/pendengaran terganggu, demam
tinggi, muntah, gatal-gatal dan pada kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas,
sampai mata/kulit kuning.
Oleh
karena itu, pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun
sebaiknya harus diatur dokter untuk mencegah efek samping yang lebih berbahaya.
Penyakit
TBC dapat dicegah dengan cara: mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC
aktif, menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang
sehat, dan berolahraga, memberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang
lebih berat). Vaksin ini secara rutin diberikan pada semua balita.
Perlu diingat, bahwa mereka yang sudah
pernah terkena TBC dan sudah sembuh, dapat kembali terkena penyakit yang sama
jika tidak mencegahnya dan menjaga kesehatan tubuhnya.
Sejak
tahun 2011, satu-satunya vaksin yang tersedia adalah Bacillus Calmette–GuĂ©rin
(BCG). Walaupun BCG efektif melawan penyakit yang menyebar pada masa
kanak-kanak.
Pengobatan
TB menggunakan antibiotik untuk membunuh bakterinya. Pengobatan TB yang efektif
ternyata sulit karena struktur dan komposisi kimia dinding sel mikobakteri yang
tidak biasa. Dinding sel menahan obat masuk sehingga menyebabkan antibiotik
tidak efektif. Dua jenis antibiotik yang umum digunakan adalah isoniazid
danrifampicin, dan pengobatan dapat berlangsung berbulan-bulan.
Penyakit
TBC aktif sebaiknya diobati dengan kombinasi beberapa antibiotik untuk
menurunkan resiko berkembangnya bakteri yang resisten terhadap antibiotic. Pasien
dengan infeksi laten juga diobati untuk mencegah munculnya TBC aktif di
kehidupan selanjutnya. WHO merekomendasikan directly
observed therapy atau terapi pengawasan langsung, dimana seorang pengawas
kesehatan mengawasi penderita meminum obatnya. Tujuannya adalah untuk
mengurangi jumlah penderita yang tidak meminum obat antibiotiknya dengan benar.
Metode yang paling efektif ialah metode
dengan cara mengingatkan penderita bahwa pengobatan itu penting.
Rekomendasi
tahun 2010 untuk pengobatan kasus baru tuberkulosis paru adalah kombinasi
antibiotik selama enam bulan. Rifampicin, isoniazid, pyrazinamide, dan
ethambutol untuk dua bulan pertama, dan hanya rifampicin dan isoniazid untuk
empat bulan selanjutnya.
Karena
BCG masih terdapat kekurangan, maka munculah obat tradisional TBC dari Ace
Maxs, karena Ace Maxs berasal dari 100% bahan alami, yakni perpaduan kulit
manggis dan daun sirsak sebagai bahan utamanya. Sehingga tidak mengakibatkan
efek samping.
Cara
pencegahan TBC dengan tujuan untuk melindungi diri dan orang lain bisa dengan
melakukan beberapa tips dibdwah sebagi berikut : disarankan agar tetep tinggal
di rumah. Jangan pergi kerja, sekolah ataupun tidur sama orang lain selama
beberapa minggupada pengobatan pertama untuk TBC aktif, ventilasi rumah perlu
diketahui Bahwa kuman TBC lebih mudah menyebar dalam ruang tertutup dimana
udaran tidak bergerak. usahakan sirkulasi udara pada ruangan harus berjalan
normal, utup mulut dengan menggunakan masker, apabila ingin meludah hendaknya
dilakukan pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun), imunisasi
BCG di berikan pada bayi berumur 3-14 bulan, menghindari udara dingin, mengusahakan
sinar matahari masuk dan udara segar masuk secukupnya kedalam tempat tidur, menjemur
kasur, bantal dan tempat tidur lainnya terutama pagi hari, semua barang yang
digunakan oleh si penderita harus terpisah dengn orang lain begitu pula sat
barang tersebut akan dicuci atau di bersihkan, perbanyaklah mengkonsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat yang tinggi dan akan perotein yang tingi.
Simpulan
Bahwa kita harus memperhatikan kondisi kebugaran tubuh sendiri. Agar
memperkecil peluang penyakit TBC menyerang kita. Dari hal – hal yang sepele,
seperti sering telat makan, jarang mengkonsumsi buah, sayuran dan asupan
makanan lain tak disangka akan memicu timbulnya penyakit TBC (Tuberkulosa).
BCG dan Ace Maxs adalah contoh obat
untuk penyakit TBC. Namun, yang paling efektif dan tidak mengakibatkan efek
samping ialah Ace Maxs. Karena Ace Maxs terbuat dari 100% bahan alami, yakni
perpaduan kulit manggis dan daun sirsak sebagai bahan utamanya.
Saran
Pencegahan
TBC beberapa tips di bawah sebagi berikut : disarankan agar tetep tinggal di
rumah. Jangan pergi kerja, sekolah ataupun tidur sama orang lain selama
beberapa minggupada pengobatan pertama untuk TBC aktif, ventilasi rumah perlu
diketahui Bahwa kuman TBC lebih mudah menyebar dalam ruang tertutup dimana
udaran tidak bergerak. usahakan sirkulasi udara pada ruangan harus berjalan
normal, utup mulut dengan menggunakan masker, apabila ingin meludah hendaknya
dilakukan pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun), imunisasi
BCG di berikan pada bayi berumur 3-14 bulan, menghindari udara dingin, mengusahakan
sinar matahari masuk dan udara segar masuk secukupnya kedalam tempat tidur, menjemur
kasur, bantal dan tempat tidur lainnya terutama pagi hari, semua barang yang
digunakan oleh si penderita harus terpisah dengn orang lain begitu pula sat
barang tersebut akan dicuci atau di bersihkan, perbanyaklah mengkonsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat yang tinggi dan akan perotein yang tingi.
Jangan sepelekan batuk, karna batuk bersifat "S-M-K"> Sepele tapi langsung Masuk Kuburan.
TERIMA KASIH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar